Header Ads

RUMAH BELAJAR

Daftar Blog Saya

Kisah Seorang Guru Informatika di Madrasah An-Nuriyah Bontocini

Muhammad Jafar

Di tengah hamparan sawah hijau yang membentang di Kabupaten Jeneponto, terdapat sebuah madrasah kecil bernama An-Nuriyah Bontocini. Di sinilah seorang guru muda, Pak Jafar, mengabdikan dirinya sebagai pengajar mata pelajaran Informatika. Meskipun berada di daerah terpencil, semangat Pak Jafar dalam mengajar tak tergoyahkan. Ia percaya bahwa teknologi adalah jendela dunia yang dapat membantu siswa-siswanya menggapai mimpi dan membuka peluang yang lebih luas.

Setiap pagi, saya berangkat dari rumah yang sederhana, menyusuri jalan yang tidak rata yang dikelilingi dengan pepohonan yang rindang. Di madrasah, ia menghadapi tantangan yang tidak sedikit keterbatasan fasilitas dan akses internet yang sulit. Namun, hal ini tidak mematahkan semangatnya. Dengan sumber daya yang ada, Pak Jafar berinovasi membuat alat peraga sederhana dan menggunakan metode pembelajaran yang interaktif untuk menarik perhatian para siswa. Ia sering kali mengajak siswa untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam proyek-proyek kecil yang berhubungan dengan teknologi.

Terkait dengan penjelasan di atas, sesuai dengan pendapat dari Suhardi, A. 2019, bahwa, pentingnya membangun keterampilan digital di kalangan siswa. Ia mengajarkan dasar-dasar pemrograman, pengenalan perangkat keras, dan cara menggunakan aplikasi produktivitas. Melalui pendekatan yang menyenangkan, ia berhasil memperkenalkan konsep-konsep teknis kepada anak-anak yang awalnya tidak familiar dengan komputer. Kini, banyak dari mereka yang mulai menunjukkan minat dan bakat di bidang teknologi, yang sebelumnya dianggap asing bagi mereka.

Selain mengajar, Pak Jafar juga aktif dalam komunitas lokal. Ia menginisiasi program pelatihan untuk orang tua siswa agar mereka bisa memahami dan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari (Rahman, A. (2020)). Dengan cara ini, ia tidak hanya mendidik siswa, tetapi juga memberdayakan masyarakat di sekitarnya. Melihat perkembangan siswa-siswanya yang semakin percaya diri menggunakan teknologi, Pak Jafar merasa bahwa usaha dan pengorbanannya selama ini telah membuahkan hasil yang memuaskan.

Dengan demikian, sebagai seorang guru yang mengajar di Madrasah terpencil tetap memiliki jiwa dan semangat yang tak pernah padam, guru-guru di madrasah bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangkitan dan ketekunan dalam diri siswa, menginspirasi mereka untuk terus belajar dan berkembang. Setiap langkah kecil dalam meningkatkan kompetensi mengajar adalah investasi besar bagi masa depan, yang akan membentuk generasi penerus yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan dunia. Ketika guru berkomitmen untuk belajar dan berinovasi, mereka bukan hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing yang menyalakan semangat belajar di hati siswa, menciptakan lingkungan madrasah yang penuh inspirasi dan kreativitas.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh mammamaart. Diberdayakan oleh Blogger.